Memberi satu, dibalas tujuh......:D

>> 25 November 2009


“Manusia memang tidak ada puasnya”...sering kita dengar ungkapan ini, saya pribadi agak tidak setuju, karena sebenarnya tidak semua manusia merasa seperti itu, karena tergantung manusianya sebagai ‘pilot’ atas semua keinginan itu.

Untuk sebagian manusia, seberapa banyak materi yang sudah dia dapatkan, masih aja kurang menurutnya, sampai mereka rela menderita dengan cara membatasi ‘menikmati’ materi secara berlebihan, bahasa lugasnya PELIT !
Menurut saya pribadi, Tuhan ‘menitipkan’ materi kepada kita adalah untuk ‘dinikmati’ [dinikmati di jalan NYA tentunya] salah satu cara menikmatinya adalah dengan berbagi kepada yang tidak seberuntung kita.

Jadi teringat cerita temen, semula dia begitu giat mengumpulkan sejumlah materi untuk memenuhi keinginan lanjutannya yang belum tersampaikan, sampai rela membatasi ‘menikmati’ agar segera bisa me-realisasikan keinginannya, tetapi semua usahanya yang memakan waktu sekian lama, semua pembatasan yang dijalaninya, semua impian tentang keinginannya sirna, ya....sirna ketika dia dihadapkan pada sakit dimana dia harus memakai materi yang telah dikumpulkannya untuk berobat, untuk hal lain yang tidak sesuai dengan rencana semula, alhamdulillah ini menjadikan temen saya ‘bangun’ bahwa materi bukan segalanya, materi benar-benar hanya titipan, bisa kapan saja dan berapa banyak titipan itu akan diambil oleh pemiliknya dari kita, terserah dia wong kita hanya dititipin kok....:D

Pemberian kita kepada orang lain yakinlah pasti dibalas berkali-kali olehNYA, balasan itu jangan melulu diterjemahkan dan diharapkan selalu dengan penambahan materi pada diri kita, seperti kenaikan gaji atau penambahan bonus, tapi lebih ke ‘rasa cukup’ yang ada pada kita, analoginya dengan gaji yang tetap setiap bulan dan kita melakukan kegiatan ‘berbagi’, tetapi kita masih bisa ‘menikmati’ materi kita dan malah bisa menabung!...
Yakinlah dengan membagi ‘sebagian’ milik kita ke orang lain, tidak akan mengurangi ‘jatah’ kita menikmati materi yang telah kita kumpulkan :D.....

Read more...

...setelah sembilan belas tahun...

>> 04 Oktober 2009


Hari Sabtu Wage 3 Oktober 2009 kemaren adalah hari yang menyenangkan dan menyegarkan hati, karena secara mendadak terjadi pertemuan pertemanan semasa SMA setelah kurang lebih sembilan belas tahun tidak pada ketemu....mungkin berkah lebaran tahun ini juga hal ini bisa terjadi, berkah fesbuk juga kali ya :D

Secara mendadak aku telpon temenku minta ijin kalo aku mau ke rumahnya siang itu, temenku ku pun memberi ijin, akhirnya kita sepakat mengajak beberapa temen yang bisa dihubungi, dan akhirnya terjadi kata mufakat empat orang akan ketemuan......wuuiihhh....rasanya menunggu jam yang telah ditentukan sudah tak sabar, seperti perasaan saat mau ngapel ke rumah pacar pertama kalinya, gak sabar supaya cepet malem minggu, gak sabar supaya jam cepet maju jalannya.

Bisa dibayangkan kehebohan yang terjadi saat kita ketemu sabtu itu, pembicaraan kita lebih banyak seperti tape recorder lawas yang masih berisi pita kaset yang memutar ulang semua kejadian yang tak terlupakan yang terjadi sembilan belas tahun yang lalu, mulai cerita yang menggelikan , memalukan, sampai cerita menyedihkan, sabtu siang itu serasa semua kejadian sembilan belas tahun yang lalu itu seolah-olah baru terjadi kemarin sore.

Hari yang benar-benar menyenangkan dan menyegarkan, ternyata setelah sembilan belas tahun tidak ada yang berubah sama sekali dari kami, selain ukuran tubuh yang mulai menggelembung di beberapa tempat ( ada juga yang di semua tempat...:D), rambut yang mulai memutih, dan kulit muka yang mulai mengeriput seperti kain batik baru dicuci dan diperas, tapi tidak untuk rasa pertemanan kita.

Masih terlihat jelas sabtu itu kebiasaan-kebiasaan masing-masing kita seperti sembilan belas tahun yang lalu, cara berjalannya, ketawanya, sampai cara ' nggitar ' nya ( ada salah satu temen kita yang punya kebiasaan menggaruk paha tanpa alasan yang jelas, kita menyebutnya 'nggitar' baca: bermain gitar ...hihihihi...)
pfiiuuhhh......aku berharap rasa pertemanan ini masih akan berjalan terus sampai sembilan belas tahun mendatang, dua puluh tahun mendatang, atau sampai tutup usia kita, tidak hanya untuk sembilan belas menit atau sembilan belas jam kemudian.

* thx to heri mulyo cahyo untuk support tempat nya

Read more...

bicara lebih mudah....

>> 20 Mei 2009


“Sabar ya, yang tabah...”
“Semangat dong, jangan loyo...”
“Ditempat baru tidak seperti yang ditakutkan, jangan menyerah..”

Dan masih banyak lagi kata-kata pengobar motivasi yang bisa meluncur mulus ( semulus paha ku paling ya ...:D ...) dari bibir kita buat orang yang kita peduli, dengan berbagai bahasa dan cengkok irama tentunya.

Tetapi, pernah gak kebayang betapa berat dan nyeseknya kalo kita pada posisi mereka, betapa getir dan gundahnya hati kita, pada posisi dimana kita musti tetap bersemangat dan berpikir positip terhadap kejadian yang menurut kita tidak layak terjadi pada kita, meskipun kalo kita sedang pada posisi stabil, kita bisa berpikir bahwa semua ini pasti ada scenario besar olehNYA, yang kita para pemainnya gak tau adegan berikutnya.

Sepertinya, akan lebih pas saat kita memberi ‘suntikan rohani’ kepada orang yang kita peduli,
kita pernah merasakan pada posisi dia,
pernah merasakan sesaknya dada,
pernah merasakan getirnya hati,


sehingga kita pun tidak akan dengan mudah dan mulus mengucapkan kata-kata pengobar semangat seperti contoh diatas.
Karena sebenernya penyemangat tidak selalu terwakilkan dengan suara dan kata-kata, tetapi dengan hanya duduk disampingnya terdiam menikmati waktu sudah merupakan ‘suntikan rohani’ dengan dosis tinggi, kehadiran hati.

Hal yang paling sulit adalah memberi semangat pada diri kita sendiri, karena setiap kita berusaha menyemangati pasti selalu ada perlawanan dari sisi hati kita yang lain, berusaha berpikir positip selalu ada pikiran negatip yang menyelinap, layaknya ambigram yang selalu punya dua sisi.
Saat seperti inilah kita butuh ‘suntikan rohani’ dari orang terdekat kita yang mempunyai daya sembuh tinggi, meskipun itu hanya berupa usapan tangan pada punggung kita.

Read more...

heran...

>> 17 Februari 2009


Soerabaia, 17 Februari 2009


Tanggal 16 senin kemaren gak tau kenapa tiba-tiba aku pingin banget ke Masjid Ampel, setelah sekian lama kerja di Soerabaia aku gak pernah "babar blas" ( baca:sama sekali ) ke Masjid Ampel, jangan kan kesana daerah nya pun aku gak tau.


Menjelang maghrib sampe juga aku beserta seorang temen yang sekaligus sebagai pemandu wisata rohani kali ini hehehehe......


Lokasi masjid yang berada di tengah pemukiman orang arab yang padat, menyusuri gang yang panjang menuju masjid di kanan kiri berjajar rapi para penjual aneka kurma ( mulai yang warna kuning ke-emasan sampe item ), aneka baju muslim mulai yg model koko biasa sampai model panjang seperti orang muslim di afganistan, ada juga aneka jajanan ( sekilas terlihat roti maryam, tau khan ? ), kata temenku suasana saat kita kesana itu terbilang sepi ( padahal menurutku banyak pengunjung yang ada disana kala itu ) akan berlipat-lipat pengunjung yang datang ada saat bulan Ramadhan, karena di kawasan komplek masjid itu terdapat juga makan Sunan Ampel sehingga para pengunjung pun juga melakukan ziarah.


Setelah ambil wudhu di tempat wudhu yang bangunan nya melingkar, aku memasuki masjid yang ornamennya banyak terbuat dari kayu, banyak tiang-tiang kayu panjang yang masih kokoh berdiri, kata temenku kayu itu kayu asli dari saat pertama kali masjid itu dibangun....dan yang paling unik ada tangga dari kayu yang berdiri di tengah bangunan, kira-kira tinggi tangga itu lebih dari 10 meter ! ( mungkin dulu dibuat untuk naik saat bilal mengumandangkan adzan ) Masjid Ampel ini ternyata gak begitu besar seperti yang aku bayangkan, aku masuk lagi kedalam menyusuri lantai yg ditutup marmer putih, tiba di koridor dalam baru ketahuan kalo masjid ini besaaar sekali , ternyata aku tadi masuk dari pinggir sisi kiri masjid, begitu aku menoleh ke kanan........wow.......puuuuaannnjaaaang ternyata bangunan masjid ini, sampai aku tidak bisa melihat ujung sisi lain masjid ini, hanya 2 shaff depan yang ditutupi karpet sajadah, selebihnya lanai marmernya dibiarkan terbuka, kipas angin banyak ditempatkan di langit-langit untuk sedikit mengusir hawa panas yang ada.


Sholat maghrib di Masjid Ampel ini pun terasa istimewa buatku, beda rasanya dengan sholat di masjid depan kost-ku ( sugesti kali ya ? ato memang........) ada perasaan tenang yang beda, perasaan khusuk yang lain, perasaan ingin lebih berlama-lama lagi di masjid itu, perasaan ingin lebih sering lagi mengunjungi tempat ini.


Heran sekali rasanya, untuk ke cineplex 21 aku gak pernah absen untuk nonton pertunjukan pertama film baru, ke toko game xbox aja rutin kulakukan untuk update game terbaru, ke distro-distro di soerabaia pun sering kulakukan, tapi untuk ke Masjid Ampel aku butuh waktu sekian tahun untuk menyempatkan diri mengunjunginya........

Read more...

punya malu = punya syukur ?

>> 10 Februari 2009


soerabaia,


minggu-minggu ini rasanya mau pecah kepala, biasa urusan kerjaan....
kalo sudah kepala cenut-cenut gini bawaannya pasti gampang mikir yang nggak-nggak ( bukan mikir miyabi, secara stress gini gak mungkin mikir kesana )

kepikiran enak ya yang kerja dengan load kerjaan yang ringan tapi yang di dapet sama ato malah lebih besar, enak ya yang kerja bisa dateng siang pulang sore, enak ya ....enak ya....
pokoknya terlihat bahwa semua jemuran tetangga terasa lebih indah dari jemuran kita,.....

ada seorang teman yang pernah bilang, kalo kamu merasa menjadi orang paling ter-aniaya di muka bumi ini, cobalah kamu menghubungi temen dekat kamu, sekedar bercerita tentang apapun, pasti akan terasa ringan....
kadang aku masih bingung tentang kata-kata temenku ini, karena sebenernya curhat ke temen bukan yang aku pingin, sampai suatu saat aku tau maksud dari perkataan itu.

akhirnya aku memilih salah satu temenku untuk aku telepon, karena cukup lama juga kita tidak berhubungan karena kesibukan masing-masing, temen kuliah yang mana dulu banyak waktu aku habiskan dengan dia, malah kita dulu sama-sama pertama kali bekerja di salah satu perusahaan sampai akhirnya aku memutuskan keluar dan dia tetap disitu sampai sekarang.

banyak hal yang kita obrolin layaknya dua teman yang lama gak ketemu, sampai ke masalah kerjaan, dia bercerita tentang perusahaan tempat dia kerja yang terancam pailit, tentang banyak nya demo di perusahaannya, tentang gaji yang gak rutin dia dapet sesuai bulan saat dia bekerja ! ( perusahaannya nunggak 4 bulan gaji ...astaghfirullah....! ) tentang kegelisahan dia apabila memutuskan keluar dari perusahaan itu, apakah masih ada perusahaan lain yang bakal menerima dia dengan umur yang tidak muda lagi, sementara susu anaknya musti tetap terbeli.

ada juga cerita temen, karena dampak krisis global membuat perusahaan tempat kakaknya bekerja bikin kebijakan potong gaji karyawan sekitar 20 %.
pfiuuhhh....setelah mendengar cerita-cerita diatas enteng rasanya beban yang tak rasain selama ini, bebanku gak ada apa-apanya dibanding mereka, malu rasanya aku kalo merasa jadi orang yang paling teraniaya di dunia ini, syukur gajiku aku terima rutin tiap bulan, syukur gajiku gak dipotong, syukur......bla...bla....bla...., syukur.....bla....bla.....

analoginya kalo melihat kebawah terus kita gak bisa melihat portal jalan sehingga kepala kita akan nyangkut, tapi melihat keatas terus bisa bikin kaki kita masuk lubang karena gak liat jalan dengan baik, layaknya antara melihat kebawah dan keatas musti seimbang karena biar kita bisa selalu merasa bersyukur dan bisa termotivasi untuk meraih yang lebih tinggi...

tapi untuk kondisi sekarang, aku memilih untuk lebih banyak melihat ke bawah deh, masih banyak orang dengan kemampuan dibawahku ( gak ada niatan menilai diri lebih tinggi ya ...) yang tidak seberuntung aku, masih banyaaak juga orang yang setara dengan aku tapi masih nganggur, dan tambah buuuuaannyaaaakkkk lagi orang dengan kemampuan dan kepintaran nya diatas aku yang lagi-lagi gak seberuntung aku ........

malu rasanya mengeluh kalo masih banyak orang yang lebih menderita dari aku,
syukur yang selalu terasa kalo melihat masih banyak orang yang gak seberuntung aku...

alhamdulillah.......

Read more...

persahabatan

>> 06 Februari 2009


Soerabaia, 06 februari 2009

salah satu kecanggihan 'facebook' sekali lagi musti diacung-i pake 2 jempol kaki, aku ketemu sahabat jaman kita di SMA yang luuuaaaamaaa banget gak kontak, kita terakhir kontak saat kita terpisahkan karena tempat kuliah yang berbeda, meski saat kuliah kita sempet beberapa kali bertemu, jadi kayak pilem2 nya guy richie semua kejadian waktu SMA dulu seperti terputar jelas di depan mata,

waktu makan kue podeng roti di warung wak moek ( kayaknya kue yang dibuat dari roti yang sdh kedaluwarsa terus ditambahi aneka penyedap sehingga kita gak bisa merasakan jamur dan tengiknya )
waktu keluar masuk pasar,
waktu bikin lagu parodi dari lagu2 yang sedang 'hits' jaman itu,
waktu membuat guru matematika Pak Moeyoto musti berdiri di sisi kita supaya kita bisa diem selama pelajarannya,
waktu bikin aneka 'tips' aneh di mading sekolah,
waktu musti melangkah hati-hati setiap lewat depan pos penjagaan tentara ( utk ke rumah dia musti lewati pos penjagaan tentara yg badannya gede2 dan item )

persahabatan yang indah ceritanya tidak akan bisa hilang,
meski sudah berumur puluhan tahun, akan terus bisa diputar kapanpun kita mau,
seperti film dvd dengan kualitas gambar original setiap kali kita mengenangnya,
gak akan bikin kita bosen mengingatnya, membuat kita berapi-api menceritakannya,
membuat tertawa terbahak-bahak,
membuat mata haru membasah...

sekarang kita ketemu lagi ( meski baru lewat facebook ), dengan kondisi yang berbeda sekali,
temenku ini sekarang canggih banget, blog2 nya pun hebat euy ...
( ini salah satunya http://hmcahyo.wordpress.com/ )


Read more...

pekerjaan? bisa dikit bisa banyak...

>> 15 Januari 2009


Soerabaia, 15 januari 2009

Awal tahun baru untuk pekerjaan baru,
Setelah 2 ( dua ) tahun akhirnya tiba saatnya untuk mempelajari hal baru lagi, pertamanya sih punya pikiran hal baru ini akan lebih “ ringan “ dibanding yang telah digeluti dan dipeluk selama 2 ( dua ) tahun, baik dari sisi stress, sisi load pekerjaan, sisi kebotakan, tapi ternyata ?.....hah ! .....huh....aarrggg.......!
Sehingga muncul ketakutan yang bikin perut mules dan murus-murus, ...

“ Janc*k, iso gak yo aku ngerjakno iku kabeh ?” ( Janc*k, bisa gak ya aku ngerjain itu semua ? )
ketakutan dan beban moral gak bisa ngerjakan dengan hasil yang baek selalu nempel kayak kotoran kuping.

Tapi, mempelajari hal baru memang seperti nasi kare ayam dan es kacang ijo, bikin ketagihan...
bikin penasaran, bikin pingin nyampe kantor cepet2, bikin di kost pun tetep mikir hal2 baru itu, yang jelas bikin koleksi ilmu kita nambah,

Jadi inget apa kata temen: “ Pekerjaan itu banyak atau sedikit tergantung kita, pekerjaan gak akan ada habisnya kalo kita cari, akan jadi tidak ada juga kalo kita gak cari”...........
Jadi, ....?

Read more...

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP